25 Januari 2008

Telanjang dan "Telanjang"

Saya sungguh terkesan sekali dengan vidio-klip yang diputar di masjid kantor sehabis sholat Jumat.

Vidio-klip tentang orang-orang di Irian (Papua) yang baru dan telah masuk Islam. Mereka telah berpakaian dan belajar membaca Alquran.

Satu yang membuat saya merenung dan berpikir adalah tentang orang-orang di Irian yang telah berpakaian. Yang terpikir adalah orang-orang disana pasti masih berpakaian koteka. Ternyata setelah masuk Islam mereka lebih senang berpakaian dan malu untuk melepaskan pakaiannya.

Saya nukilkan kalimat dari buletin Wakaf Qur'an yang saya terima : "Mengenalkan pakaian memang proses awal yang susah. Awalnya ketika dikenalkan celana kolor, mereka tertawa. Namun ketika mereka memakainya dan lama-lama enjoy, malah akhirnya malu melepaskannya".

Mari kita lihat di sekitar kita. Ternyata orang-orang disini (ngak semuanya sih) malah pada "telanjang". Lho. Maksudnya mereka berpakaian tapi pada dasarnya telanjang, karena pakaian yang dipakai tidak sempurna karena masih memperlihatkan aurat pemakainya.Yang diatas makin kebawah, yang dibawah makin keatas (tau kan maksudnya). Malah mereka bangga memakainya karena itu sebagai mode yang harus diikuti. Naudzubillah.

Mungkin orang-orang di Papua akan berkata : "Kasian deh loe, kita udah berpakaian tapi kalian malah pada "telanjang".

Mudah-mudahan kita bisa menjadi muslim dan mukmin yang taat yang selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Amin

Tidak ada komentar: